Jumat, 29 November 2019

Tektonik Pulau Sumatera dan Sundaland

Tektonik Pulau Sumatera dan Sundaland

Content :
- Tektonik Pulau Sumatera
- Evolusi Tektonik Sumatera

Klik Download untuk mendapatkan file

Kamis, 28 November 2019

Endapan Sedimentary Exhalative (SedEx) dan Missisipi Valley Type (MVT)

Endapan Sedimentary Exhalative (SedEx) dan Missisipi Valley Type (MVT)

Content :
- Pengertian 
- Alterasi 
- Mineralisasi 
- Tekstur
- Tektonik Setting
- Eksplorasi
- Ore
- Lokasi Endapan

Silahkan klik Download untuk mendapatkan file

Makalah Kaldera (Pengertian, Tipe-tipe dan Kaldera yang Ada di Indonesia)

Makalah Kaldera

Content :
- Pengertian
- Tipe-tipe Kaldera
- Kaldera Di Indonesia

Untuk mendownload makalah Kadera, klik Download

Minggu, 08 November 2015

Menerobos Kegagalan

Menerobos Kegagalan

K
egagalan adalah sukses yang tertunda. Ya, memang seperti itu nyatanya. Gagal sekarang, sukses esok hari. Namun, ada syaratnya, yaitu belajarlah dari kegagalan. Orang yang meratapi kegagalan tidak akan menemui kesuksesan. Terus berada dalam ruang kegagalan karena tak kunjung beranjak menuju ruang kesuksesan. Jangan jadikan kegagalan sebagai batu sandungan yang membuat kita merengek kesakitan karena tersandung. Namun, jadikan kegagalan sebagai batu loncatan yang membuat kita melejit menuju kesuksesan. Ambil pelajaran dalam setiap kegagalan. Perbaiki penyebab kegagalan. Tutup lubang kegagalan agar tak masuk ke lubang yang sama. Bila tak bisa mengambil pelajaran, maka tak ubahnya seekor kancil yang keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya.


Dalam roda kehidupan, kegagalan dan kesuksesan datang bergantian. Itulah roda, selalu berputar. Membuat yang di bawah menuju ke atas dan membuat yang di atas menuju ke bawah. Bila kegagalan datang bersabarlah karena kesuksesan tak lama lagi akan tiba menggantikannya. Manusia sejati tak akan berlama-lama berada dalam ruang kegelapan. Nyalakan api optimis untuk melangkah maju.

Nasehat Sukses

Nasehat Sukses

N
asehat petua kampung kepada diriku yang akan meninggalkan kampung halaman. “Nak, kau akan pergi ke negeri orang, tak akan ada yang mengawasimu di sana. Jadi kau harus bisa menjaga dirimu sendiri. Dan aku akan memesankan agar kau menjaga dirimu dari tiga hal. Jauhilah minuman keras, jangan berjudi dan jaga pergaulanmu dengan wanita. Tapi aku tau sifatmu, walaupun aku suruh kau minum minuman keras dan berjudi pasti tak akan kau lakukan. Namun yang aku takutkan adalah wanita. Jadi, jangan pernah sekali-kali kau menyentuh wanita, jangan mau diajak ke tempat tinggalnya apalagi sendirian. Bila kau bisa menjaga diri dari tiga hal tadi, niscaya kau akan sukses dan mencapai tujuanmu.”

Hal yang ditakutkan orang tua terhadap anak laki-lakinya saat di perantauan adalah pergaulan bebas dan yang paling ditakutkan lagi adalah wanita. Memang sudah banyak terjadi kejadian yang tidak mengenakkan. Beberapa pemuda dari kampung kami pulang dari perantauan membawa penyakit dan tak sedikit yang berujung pada kematian. Dari beberapa kesaksian bahwa sebagian besar penyakit-penyakit yang diderita disebabkan karena pergaulan dengan wanita. Bisa jadi disihir oleh sang wanita atau juga dengan cara lain seperti diracuni. Namun juga kepercayaan di kampung kami, bila seorang lelaki didekati oleh wanita yang kemudian melakukan hal yang tidak diinginkan (misalnya dipeluk) maka laki-laki tersebut akan mengalami penyakit yang namanya kadalua. Entah jenis penyakit apa itu, yang pastinya harus dengan ritual khusus untuk menghilangkan penyakit tersebut.

 Yah, walaupun agak membingungkan, namun seluruh nasehat dari para petua kampung sangatlah bermanfaat. Semua berhubungan dengan tata cara hidup yang akan menghantarkan kepada kebaikan. Yang pasti tak akan ada orang tua yang mengarahkan buah hatinya kepada kesesatan. Semua yang dinasehatkan orang tua kepada buah hatinya adalah pelajaran berharga. Dan sebagai seorang anak sepatutnya untuk mematuhi segala apa yang telah dinasehatkan kepadanya. Tanpa tapi....!!!

Jagalah Hati

Jagalah Hati

Jangan pernah mempermainkan hati wanita”. Itulah ungkapan yang sering ku dengar dari para pujangga cinta. Nasehat itu memang harusnya ku terapkan dari dulu sebelum aku terjerumus dalam permainan cinta. Namun sudah terlanjur basah, yah dijemurlah.!

Aku dulu adalah seorang lelaki yang pendiam dan pemalu, namun tak tahu apa yang menimpaku sehingga aku mulai menjadi orang yang cerewet dan suka “menggombal” di media sosial facebook. Sejak kelas 2 SMA, aku sudah mengenal facebook. Tahukah motivasiku membuat akun facebook? Ya, karena seorang wanita. Wanita yang begitu ku idam-idamkan. Aku memang cerewet di kelas, namun kalau berbicara tentang mendekati wanita, aku tidak akan sanggup. Itulah mengapa aku membuat akun facebook untuk bisa mendekati wanita idamanku, walau hanya di dunia maya. Aku mengalami masa suram dengan masalah percintaan. Aku hanya bisa memendam rasa yang ada dan tak pernah tersampaikan hingga kisah itu berakhir. Namun intinya bukan kisah yang ini.

Kisah yang sebenarnya adalah tentang kebiasaanku mengumbar kata-kata manis kepada wanita yang baru akrab denganku. Memang kami teman satu sekolah, namun tak pernah menyapa dan hanya sesekali bertemu. Awalnya dia merasa jengkel padaku, karena begitulah aku. Cerewet, ada pertanyaan pasti ada jawaban, tidak mau kalah. Awalnya memang tak ada tanda-tanda dia akan terjerat kata-kata manisku, tapi yang terjadi di luar dugaan. Akhirnya sang lebah terjerat jaring laba-laba. Ternyata dia menganggap serius semua kata-kata manis yang ku katakan padanya. Sejujurnya memang aku tak ada niat untuk berpacaran, tapi karena sudah terlanjur terjerat, yah dilahap saja. Aku menjalani pacaran perdana dalam hidupku. Dengan wanita yang tak kusangka sebelumnya. Baru akrab beberapa hari, sudah langsung kesemsem. Dan sepertinya dia begitu serius dengan hubungan kami. Aku sebenarnya merasa bimbang dengan semua yang terjadi. Biarlah kujalani saja. Titik klimaks mulai muncul, ketika dia mengatakan bahwa orang tuanya memintaku untuk segera melamarnya sebagai bukti keseriusanku. Oh, no.! Sudah pasti tak dapat kulakukan. Baru masuk kuliah, ee sudah disuruh ngelamar anak orang. Hanya saja, hal itu tidak diperpanjang karena mungkin orang tuanya juga menyadari bahwa aku masih menjalani study. Singkat cerita, setelah beberapa bulan aku memutuskan hubungan dengannya, karena aku mulai sadar sebelum cintanya semakin dalam padaku maka akan lebih sakit untuk memutuskan hubungan dan sebenarnya aku sendiri paham bahwa pacaran itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Sahabat, janganlah bermain air kalau tak ingin basah, janganlah bermain api kalau tak ingin terbakar. Jangan pernah mengatakan cinta kepada wanita kalau hanya sekedar kesenangan saja. Hati bukanlah media permainan. Apalagi hati wanita yang begitu rapuh dan sangat tulus menerima cinta. Hati-hati dalam berkata-kata. Jangan berkata kalau hanya dusta. Berkata-katalah yang baik dan kalau tidak lebih baik diam.


Reduksi Perasaan

Reduksi Perasaan

P
erasaan yang terlanjur membara akan sulit dipadamkan. Ibarat batubara yang terbakar tak dapat dipadamkan. Namun, akan mati dengan sendirinya seirin habisnya batubara itu. Itulah perasaan yang saat ini kurasakan. Perasaan yang asbabun nuzulnya adalah seorang wanita. Perasaan yang sangat sulit kuhilangkan. Bagaimana tidak, wanita itu hampir tiap hari bertemu, karena dia adalah teman seangkatanku di bangku kuliah. Entah apa yang membuatku begini? Karena dia wanita? Yah tentu saja. Secara fisik memang dia cocok menyandang predikat sempurna, cantik dan juga syar’i. Tapi tak tau hatinya seperti apa.

Aku mulai menaruh hati padanya. Perasaanku semakin hari semakin bersemi bak bunga di musim semi. Namun, aku mulai menyadari sesuatu bahwa perasaan yang kini kurasakan tak selayaknya ada dalam hatiku. Di samping tak akan terbalas juga karena itu hanyalah nafsu belaka. Aku mulai sadar dan mulai mengendalikan dan me-reduce perasaan itu. Satu teori yang kukembangkan, perasaan suka kepada seseorang perlahan-lahan akan sirna bila jarak dan interaksi terjaga yang dibarengi dengan keinginan yang kuat untuk menghilangkan. Ya, teori itulah yang kugunakan untuk mengurangi perasaan suka padanya. Dan mulai memunculkan tanda-tanda perubahan di dalam hatiku. Walau nampaknya akan gagal karena masih melihatnya tiap hari.

Perasaan suka itu seperti sapi liar yang tak terkendali. Namun, bila kita mampu mengekangnya maka lama-kelamaan akan menjadi jinak. Asal ada kesungguhan pasti akan dimudahkan. Kita yang memiliki hati, kita juga yang dapat mengendalikannya. Hati-hati dengan hati jangan sampai patah hati. Bila tak ingin sakit hati jangan bermain-main dengan hati.