Minggu, 08 November 2015

Reduksi Perasaan

Reduksi Perasaan

P
erasaan yang terlanjur membara akan sulit dipadamkan. Ibarat batubara yang terbakar tak dapat dipadamkan. Namun, akan mati dengan sendirinya seirin habisnya batubara itu. Itulah perasaan yang saat ini kurasakan. Perasaan yang asbabun nuzulnya adalah seorang wanita. Perasaan yang sangat sulit kuhilangkan. Bagaimana tidak, wanita itu hampir tiap hari bertemu, karena dia adalah teman seangkatanku di bangku kuliah. Entah apa yang membuatku begini? Karena dia wanita? Yah tentu saja. Secara fisik memang dia cocok menyandang predikat sempurna, cantik dan juga syar’i. Tapi tak tau hatinya seperti apa.

Aku mulai menaruh hati padanya. Perasaanku semakin hari semakin bersemi bak bunga di musim semi. Namun, aku mulai menyadari sesuatu bahwa perasaan yang kini kurasakan tak selayaknya ada dalam hatiku. Di samping tak akan terbalas juga karena itu hanyalah nafsu belaka. Aku mulai sadar dan mulai mengendalikan dan me-reduce perasaan itu. Satu teori yang kukembangkan, perasaan suka kepada seseorang perlahan-lahan akan sirna bila jarak dan interaksi terjaga yang dibarengi dengan keinginan yang kuat untuk menghilangkan. Ya, teori itulah yang kugunakan untuk mengurangi perasaan suka padanya. Dan mulai memunculkan tanda-tanda perubahan di dalam hatiku. Walau nampaknya akan gagal karena masih melihatnya tiap hari.

Perasaan suka itu seperti sapi liar yang tak terkendali. Namun, bila kita mampu mengekangnya maka lama-kelamaan akan menjadi jinak. Asal ada kesungguhan pasti akan dimudahkan. Kita yang memiliki hati, kita juga yang dapat mengendalikannya. Hati-hati dengan hati jangan sampai patah hati. Bila tak ingin sakit hati jangan bermain-main dengan hati.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar